Bengkulu – Direktorat Perencanaan, Evaluasi, dan Informasi Pembangunan Daerah, Ditjen Bina Pembangunan Daerah memfasilitasi finalisasi asesmen Pengembangan Investasi Publik dengan memakai metode PIMA (Public Investment Management Assessment) dan Asesmen Pendanaan Pembangunan Daerah memakai metode MFSA (Municipal Finance Self-Assessment) terhadap pemerintah Kota Bengkulu melalui NUDP (National Urban Development Project) yang melalui komponen 3 CDP (City Development Planning) yang dilakukan di Hotel Garage, Bengkulu pada Selasa (29/8/24).
Tujuan diadakannya asesmen PIMA adalah menganalisis kapasitas kelembagaan daerah dalam pengelolaan pembangunan, menganalisis efektivitas pengelolaan investasi publik, dan merumuskan rekomendasi penguatan. Sedangkan tujuan diadakannya asesmen MFSA adalah menganalisis kapasitas kelembagaan daerah dalam pengelolaan pembangunan, menganalisis efektivitas pengelolaan investasi publik dan merumuskan rekomendasi penguatan.
Dalam sambutannya, Arif Gunadi, PJ Walikota Kota Bengkulu menjelaskan, Asesmen ini bermanfaat dengan yang berkaitan dengan kerangka ekonomi pemerintah kota, pengembangan SIPD, dan penguatan SDM di pemerintah Bengkulu.
“Hampir sebagian besar pemerintahan kota Bengkulu masih bergantung pada dana transfer daerah yaitu dana yang di transfer oleh pemerintah pusat untuk membangun semua sektor pembangunan di kota Bengkulu, kalau Kota Bengkulu hanya mengandalkan dana pemerintah daerah akan sangat sulit untuk melakukan pembangunan di berbagai sektor di kota Bengkulu, Semoga kegiatan ini nanti kota Bengkulu dapat diperlihatkan bagaimana merencanakan alokasi anggaran itu dari perencanaan, alokasi dan implementasinya agar program-program yang akan dilaksanakan dpt sesuai dengan RPJMD yang telah kita susun”, demikian disampaikan Arif Gunadi.
Selanjutnya Jiwa Muhamad Satria Nusantara , Analis Kebijakan Ahli Muda pada Substansi Partisipasi Masyarakat dan Informasi Pembangunan Daerah, Direktorat Perencanaan, Evaluasi dan Informasi Pembangunan Daerah, Ditjen Bangda, Kemendagri menjelaskan, 4 komponen NUDP: (CPS) analisis terkait posisi kota pilot (ada 13 kota), (CPI) mendampingi daerah untuk prioritas anggaran/ terkait prioritas investasi (bagaimana menghadirkan prestasi dari pembangunan, (CDP-PMCD) melakukan 2 kegiatan yaitu asesmen dan peningkatan kapasitas yang mendapatkan sertifikasi, dan dukungan pelaksanaan proyek (OSP).
Dalam asesmen PIMA sementara, Jiwa menjelaskan bahwa Kota Bengkulu dari Aspek perencanaan untuk kelembagaan memiliki nilai tinggi sedangkan nilai sedang untuk efektivitasnya. Pada aspek alokasi untuk kelembagaan memiliki nilai tinggi sedangkan nilai sedang untuk efektivitasnya. Pada aspek implementasi untuk kelembagaan memiliki nilai tinggi sedangkan nilai sedang untuk efektivitasnya. Nilai sedang ini akan dapat dirubah dengan adanya peningkatan kapasitas.
Selain itu, hasil sementara dari asesmen MFSA Kota Bengkulu menunjukkan bahwa Pertumbuhan pendapatan pada 2021-2022 mengalami peningkatan, Pertumbuhan belanja daerah menurun pada tahun 2021, Pada tahun 2020 terdapat defisit APBD dimana terdapat selisih antara jumlah pendapatan daerah dengan jumlah belanja daerah. Selisih ini ditutup dengan penerimaan pembiayaan melalui SILPA yang cukup besar, Penerimaan pembiayaan mengalami penurunan pada tahun 2021, meningkat pada 2022, dan menurun lagi pada 2023.
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan finalisasi asesmen PIMA maupun MFSA ini adalah Hasil asesmen Pengelolaan Investasi Publik dan Pendanaan Pembangunan Daerah akan dibakukan dalam bentuk berita acara, Perumusan tema dan modul yang digunakan untuk pengembangan kapasitas pemerintah kota, Capacity Building bagi pemerintah kota terkait aspek yang perlu dioptimalkan sesuai hasil asesmen serta perumusan input dan rekomendasi dapat digunakan untuk dokumen rencana Pemerintahan Daerah.