Tangerang Selatan - Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Tangerang Selatan Buana Mahardika membuka rapat finalisasi asesmen Pengembangan Investasi Publik dengan memakai metode PIMA (Public Investment Management Assessment) dan Asesmen Pendanaan Pembangunan Daerah memakai metode MFSA (Municipal Finance Self-Assessment) melalui NUDP (National Urban Development Project) yang melalui komponen 3 CDP (City Development Planning) yang disampaikannya di Hotel Swiss-Belcourt Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (8/8/24).
“Tujuan dari NUDP itu sendiri adalah tersusunnya pembangunan terpadu dalam suatu kota sehingga dapat mendukung daerah dalam menyusun Bab terkait kerangka ekonomi dan keuangan desa, dapat mendukung pengembangan SIPD terkait analisis & profil pembangunan daerah serta dapat memperkuat SDM daerah dalam melakukan pengelolaan proyek”, Ujar Buana Mahardika.
Buana Mahardika juga berharap asesmen yang berjalan hari ini dapat menjadi bukti nyata pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara.
Selanjutnya Jiwa Muhamad Satria Nusantara selaku Analis Kebijakan Ahli Muda Partisipasi Masyarakat dan Informasi Pembangunan daerah memimpin paparan tentang asesmen dengan metode PIMA dan MFSA.
Kegiatan asesmen ini adalah bagian dari keseluruhan proyek yang dilaksanakan oleh Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR) yang terkait pada NUDP. “NUDP-komponen 3 yang dalam hal ini adalah CDP memiliki 2 KPI yaitu yang pertama adalah asesmen terkait investasi pembangunan daerah dan yang kedua peningkatan kapasitasnya terkait pembangunan daerah berbasis kompetensinya”, kata Jiwa.
Kegiatan asesmen dengan metode PIMA terbagi menjadi 3 instrumen yaitu perencanaan, anggaran, dan pelaksanaan. “Terdapat fokus klarifikasi yang akan dijalankan hari ini yaitu yang pertama pada target dan kebijakan fiskal yang mungkin kota Tangerang Selatan menentukan target yang ketinggian dalam (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) RKPD, yang kedua penganggaran multi year dimana akan dibahas keberlanjutan program-program kedepannya untuk suatu kawasan dan yang terakhir adalah pemilihan proyek skor rendah dimana mempengaruhi konsisten antara RKPD dan (Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara) KUA-PPAS”, sambung Jiwa.
Kegiatan asesmen kedua adalah Asesmen Pendanaan Pembangunan Daerah dengan menggunakan metode MFSA (Municipal Finance Self-Assessment) yang meliputi 6 komponen yaitu city profile, finance situation, historical, analisis ratio, financial projection, dan improvement plan.
Jiwa mengatakan, hasil dari Asesmen Pendanaan Pembangunan Daerah dengan menggunakan metode MFSA yaitu pertumbuhan pendapatan dari tahun 2020 - 2023 mengalami peningkatan yang diikuti juga dengan pertumbuhan belanja daerah, realisasi belanja di kota Tangerang Selatan terbilang cukup baik walaupun pada tahun 2023 terdapat defisit APBD yang tidak terlalu besar dimana terdapat selisih antara jumlah pendapatan daerah dengan jumlah belanja daerah dan selisih ini ditutup dengan penerimaan pembiayaan melalui SILPA yang juga cukup besar, penerimaan pembiayaan dalam 4 tahun juga mengalami peningkatan meskipun sempat mengalami penurunan pada tahun 2021, pendapatan kota Tangerang Selatan didominasi oleh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Pendapatan Transfer yang jumlahnya hampir sama dimana selama tahun 2020-2023 proporsi total belanja kota Tangerang Selatan didominasi oleh Belanja Operasi (72%) & belanja Modal hanya sebesar 26% sisanya dibagi pada belanja tak terduga dan belanja transfer.
“sebagai tindak lanjut untuk asesmen PIMA dan MFSA ini adalah validasi, finalisasi dan klarifikasi data, selanjutnya akan dikeluarkannya sertifikat sebagai bukti selesai pelatihan untuk pemerintah daerah bisa gunakan sebagai jaminan dalam pinjaman dana dan yang terakhir adalah terbit nya buku profil setiap daerah untuk rekomendasi lebih baik setiap kota pilot”, Akhir kata Rendy.