Bandar Lampung - Direktorat Perencanaan, Evaluasi, dan Informasi Pembangunan Daerah, Ditjen Bina Pembangunan Daerah melakukan kegiatan finalisasi asesmen Pengembangan Investasi Publik dengan memakai metode PIMA (Public Investment Management Assessment) dan Asesmen Pendanaan Pembangunan Daerah memakai metode MFSA (Municipal Finance Self-Assessment) terhadap pemerintah Kota Bandar Lampung melalui NUDP (National Urban Development Project) yang melalui komponen 3 CDP (City Development Planning) yang dilakukan di Hotel Grand Anugrah, Kota Bandar Lampung pada (06/08/2024).
Kegiatan ini dibuka oleh Plt. Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan kesejahteraan, Maida Sari yang hadir mewakili Walikota Bandar Lampung. Maida Sari mengatakan bahwa tujuan dari diadakannya asesmen ini adalah dapat mendukung daerah dalam merumuskan Bab terkait kerangka ekonomi dan keuangan daerah dalam penyusunan dokumen perencanaan daerah. “Semoga asesmen yang berjalan hari ini dapat menjadi bukti nyata pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa dan negara”, tutup Maida Sari.
Kegiatan asesmen ini adalah bagian dari keseluruhan proyek yang dilaksanakan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR) yang terkait pada NUDP. Dalam hal ini Jiwa Muhamad Satria Nusantara selaku Analis Kebijakan Ahli Muda Partisipasi Masyarakat dan Informasi Pembangunan daerah menjelaskan tentang asesmen dengan metode PIMA dan MFSA.
“NUDP ingin meningkatkan kapasitas perencanaan kota yang terintegrasi termasuk juga memiliki potensi-potensi apa saja pada kota Bandar Lampung yang terbagi dalam 4 komponen sebagai berikut komponen 1 CPS (City Positioning Study) yang dapat melihat potensi ekonomi bahkan potensi bahaya seperti banjir dan bencana, komponen 2 yaitu CIP (Capital Investment) yang terkait dengan prioritas pembangunan daerah untuk mencari pendanaan alternatif serta diharapkan pembangunan daerah tidak hanya dari sisi APBD tapai bagaimana dampak jangka panjangnya, komponen 3 CDP (City Development Planning) adanya tujuan untuk asesmen terkait dengan kapasitas pemerintah kota pilot dan melakukan peningkatan kapasitas pemerintah daerah, dan komponen 4 sekretariat tingkat pusat seperti CPMU (Central Project Management Unit), Ditjen Bina Bangda dan Bappenas”, kata Jiwa.
“Terdapat 5 indikator yang perlu menjadi perhatian dan klarifikasi dalam finalisasi asesmen dengan metode PIMA hari ini adalah sebagai berikut yang pertama koordinasi antar lembaga memperoleh skor rendah (1,00) pada efektivitas, yang kedua pembiayaan alternatif infrastruktur memperoleh skor rendah (1,00) mungkin ini terjadi karena pembangunan daerah masih full APBD (Anggaran Pendapatan dan Anggaran Biaya Daerah), selanjutnya keterpaduan anggaran pemerintah yang memiliki skor (1,33) menyangkut pada konsistensi RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah), lalu ada biaya pemeliharaan dengan skor (1,33) menyangkut pada pemeliharaan asset masih minim dan yang terakhir adalah pemilihan proyek yang jangka panjang”, ujar Jiwa.
Jiwa mengatakan, hasil dari Asesmen Pendanaan Pembangunan Daerah dengan menggunakan metode MFSA adalah sebagai berikut Pertumbuhan pendapatan dari tahun 2020 sampai 2023 mengalami peningkatan, selanjutnya pertumbuhan belanja daerah juga mengalami kenaikan selama 4 tahun. Pada tahun 2020 Realisasi belanja cukup baik. Namun, pada tahun 2021-2023 terdapat defisit APBD yang cukup besar dimana terdapat selisih antara jumlah pendapatan daerah dengan jumlah belanja daerah yang cukup besar tapi selisih ini ditutup dengan penerimaan pembiayaan melalui SILPA yang juga cukup besar, lalu penerimaan pembinaan dalam 3 tahun (2020-2022) mengalami peningkatan, hanya terdapat penurunan pada tahun 2023. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa terdapat realisasi belanja daerah yang rendah.
“Manfaat hasil analisis dari Asesmen dengan metode PIMA dan MFSA adalah mendukung merumuskan Bab terkait kerangka ekonomi dan keuangan dalam penyusunan dokumen perencanaan daerah, mendukung pengembangan SIPD terkait, dan mendukung penguatan SDM daerah dalam melakukan pengelolaan proyek pembangunan infrastruktur. Diharapkan pada hari ini finalisasi dapat direalisasikan sehingga dapat merumuskan tema dan modul yang dapat digunakan”, Akhir kata Rendy.